Rabu, 26 Juni 2013

PENYAIR


Menyantap kata demi kata dari para penyair
tunai sudah rasa ingin tahuku
di mimbarnya para penyair daku mabuk
menenggak minuman ruhani

Dari cawan kata yang mereka sodorkan
anggur kehidupan menari di atasnya
lalu daku termangu
di bawah langit malam butiran embun menggelinding

Daku ajak buah hatiku sebagai penyaksi
bagaimana para penyair bersaksi
tentang kehidupan yang nircinta
butiran air mata dan butiran embun lebur

Buah hatiku...
tataplah para penyair itu
dengar dan simak kata-kata mereka
kata yang menerangkan masa

Selasa, 25 Juni 2013

SENYUM

Sang Guru cukup berhati-hati menyampaikan maksudnya padaku: " Han..., karena tampangmu tidak begitu menawan, maka perbanyaklah tersenyum. Moga rupawan wajahmu akibat senyum, terpampang meronah selebar permadani yang memukau semesta,"

Minggu, 23 Juni 2013

PILIHAN

Makin banyaknya alternatif dalam kehidupan, mengundang Sang Guru bernasehat: " Han..., terkadang orang yang tak punya pilihan, jauh lebih beruntung tinimbang orang yang terlalu banyak pilihan. Sebab, memilih di antara banyak pilihan butuh ilmu-keahlian, sementara bila tak punya pilihan cukup berpasrah saja,"

Rabu, 19 Juni 2013

JILAT

Dalam kegalauanku akan banyaknya sanjungan, Sang Guru terkekeh lalu berujar: "Han..., terjagalah dari cara orang yang memuji, mengangkat dan mengusungmu. Bentuknya mirip kesetiaan, tapi sesungguhnya mencelakakanmu, menjatuhkanmu. Itulah wujud jilat."

Jumat, 14 Juni 2013

SEMPURNA

Selalu saja daku mengejar kelebihan, tetapi selalu saja ada kekurangan yang mengiringi, lalu Sang Guru membujuk: "Han..., ketika karyamu penuh dengan kekurangan, namun saat yang sama ada kelebihannya, maka sesungguhnya di situlah letak kesempurnaannya sebagai buatanmu."

Kamis, 13 Juni 2013

TANGAN II

Kala daku mengelus-elus tanganku yang sudah mulai membaik, Sang Guru hadir menggurui: "Han..., tanganmu yang sudah mulai pulih itu, berkat doa dan harap dari banyak orang, sebagai salah satu sebabnya. Maka selayaknyalah dikau menggunakannya untuk mereka. Itulah kesempatan kedua yang diberikan kepadamu, sebab kesempatan pertama lebih banyak dikau gunakan untuk melayani dirimu sendiri."

Minggu, 09 Juni 2013

CERMIN II




Lagi-lagi Sang Guru menohokku kala berdepan dengan cermin, sabdanya: “Han..., jangan memilih cermin buram hanya karena dikau takut pada bopengmu yang akan terkuak. Bersihkan dulu cermin buram itu baru bercermin, moga beningnya menyapa kebeninganmu di keheningan.”

CERMIN



Ketika daku berdepan-depan di cermin, Sang Guru tersungging lalu menyindirku: "Han..., tampiklah cermin buram yang membuatmu tak berbentuk, lalu raihlah cermin bening, biar bentukmu menjadi lebih nyata, selayak apa adanya.

Sabtu, 08 Juni 2013

DIAM



Entah gerangan apa, hingga Sang Guru tiba-tiba menyelaku: "Han..., sempatkanlah berdiam laksana Ka'bah, biarlah lautan manusia mengitarimu. Agar semesta mengalamatkan titik pusatnya di adamu."

Kamis, 06 Juni 2013

Makan-Makam

Di subuh jelang pagi, Sang Guru datang menghangatkan pikiranku: "Han..., makanmu boleh sama, tapi tidak dengan makammu."

Mi'raj


Di hari Isra’ Mi’raj kali ini, Sang Guru menantangku dengan pilihan: “Han..., kala mi’raj, Nabi Muhammad menemui Tuhan guna memenuhi undangan-Nya. Silahkan memilih, lakon hidup yang dijalaninya sehingga Ia diundang, atau sekadar melakoni apa yang diperoleh dari pertemuan itu. Yang pertama berbicara tentang bekal perjalanan, yang kedua bertutur tentang cendramata kehidupan.”