Jumat, 07 Juli 2017

HABILIAN

aku telah memilih jalan Habil
jalan segenap penempuh cahaya
yang ujung jalannya bermandikan cahaya-Nya
Jalan Habil, jalan sekotah kekasih-Nya
para Nabi, segelintir Ma'sumin, dan sekaum Insan Suci
telah meniti di jalan lurus nan purba ini
Selaku pemamah jalan purba
belenggu kegelapan senantiasa mengintai
tergelincir pun meniscaya
selaku pengikut jalan cahaya
terungku bias cahaya selalu menawan
terjerumus pun memungkin
Bagi para pejalan di jalan purba nan bercahaya
kegelapan dan bias cahaya sama saja adanya
keduanya penjara yang berbeda tampakan
aku sesekali tergelincir dalam kegelapan
aku sudah seringkali diterungku bias cahaya
namun masih saja abai untuk memerdekakan diri
padahal, janji paling mula nan mulia
memilih jalan Habi; menjadi Habilian
jalan cahaya

Sabtu, 01 Juli 2017

BERGANDENGAN

kita sudah bersetuju, saling bergandeng tangan, menyimpai petak demi petak surga di bumi, yang sementara digossipkan datar dan bulatnya

kita telah seikat, melebur jiwa pada gerakan mencicil peradaban sebagai bekal, bakal warisan buat sekaum pewaris di jagat

batu bata kita susun, sebagai pagar kokoh, dari patok surga, pertanda buah gandengan tangan, menyata senyatanya dalam kesunyatan

Pada mustahaknya perikatan, kita bisa tergelincir di mulusnya jalan juang

petakpetak bangunan surga, akan runtuh berantakan, karena ulahku dan ugalmu, mencungkil sebiji batu batanya

satu bata memang soal sepele, tiada berarti manakala masih berupa gundukan, tapi, jika serupa susunan, pasti runtuh tatkala sebijinya tercungkil dari satuannya

bedalah gundukan dan susunan apik batu bata, satu nirrencana, lainnya penuh rekayasa

bukankah jerih payah tak sua lelah, mengubah gundukan menjadi susunan?

cegalah susunan itu, kembali meruntuh jadi gundukan

bila perlu, tanganku dan tanganmu, tangan kita yang bergandengan itu, putus karena menguatkan simpainya.