Senin, 23 September 2013

MANUSIA



Merasa prihatin akan kegamanganku pada cakrawala kehidupan, Sang Guru berempati dengan ujar-ujarnya: " Han..., di masa kiwari ini, kemanusiaan dan kebinatangan amat samar perbedaannya pada dirimu. Kamu itu manusia, maka hiduplah layaknya sebagai manusia dan matilah dengan kemanusiaanmu. Dan janganlah hidup layaknya binatang, apalagi mati seperti binatang, mati dalam kebinatangan."

Minggu, 22 September 2013

PERADABAN


Sang Guru mengingatkan satu hal akan pentingnya masa depan ditilik, sabdanya padaku: " Han..., bekerjalah demi tegaknya peradaban. Kerja-kerja peradaban tidaklah selalu menuntut kemegahan. Kerja sederhana sekalipun, yang penting berdimensi peradaban. Mendorong semangat literasi adalah pintu masuk dari kerja-kerja peradaban. Amat janggal bicara peradaban bila tanpa tradisi literasi di dalamnya. Kerja-kerja peradaban adalah kerja-kerja kenabian."

Kamis, 19 September 2013

SASAU



Pada Jum'at mubarakah seperti hari ini, biasanya Sang Guru menyambangiku dan tak henti-hentinya menohok dengan wejangan-wejangan, dan beginilah tuturannya: " Han..., di hadapan orang yang menyasau, para penyasau sering berucap tentang hal yang meninabobokkan pikiranmu, menggalaukan hatimu. Tapi, cobalah dengar apa yang tak terucap darinya. Hal itu akan mencegahmu dari tipu daya sasauannya.

Selasa, 17 September 2013

BUKU



Untuk kesekian kalinya Sang Guru bersamaku menyambangi toko buku, Ia pun menggumamkan tutur: " Han..., apapun kepentinganmu kala melata di atas bumi ini, nyatakan saja dengan buku. Kehidupan dengan segala pernak-perniknya akan damai bersama buku. Rindukanlah damainya kehidupan lewat buku-bukumu."

TEMBANG


Anak-anak Boetta Ilmoe-Rumah Pengetahuan menembang tentang diri-alam-hidup-Tuhan

Pada siang jelang senja di rumah pengetahuan
anak-anak masa depan
menembangkan nyanyi
tentang membaca diri

Pada garasi yang sederhana di rumah pengetahuan
anak-anak muda belia
menyanyikan tembang
tentang membaca alam

Membaca diri menulis lewat laku
membaca alam menulis lewat ibadah

Merekalah anak kandung peradaban
yang mereka rintis sendiri
sebab mereka mulai tidak percaya
pada pijakan kekiniannya

Bagi mereka
hidup adalah membaca
hidup adalah menulis
diri-alam-laku-ibadah

Dalam laku kaku bisu
mereka membaca
dalam ruang waktu cinta
mereka menulis

Mereka membaca
mereka menulis
membaca-menulis
agar layak menuju-Nya

Senin, 16 September 2013

TENANG-SENANG


Sang Guru menggandengku ke sebuah pusara yang pusaran mistikalnya begitu menyedot jiwaku, lalu Ia berbisik pada kedirianku: " Han..., tuntunlah ketenangan di dalam hatimu, tuntutlah keriangan di luar kisaran dirimu. Ketenangan bermakna kedalaman, kesenangan berarti keriakan. Pada dasar laut yang dalam begitu tenang, namun di permukaan gelora ombak tetap menggulung."

NADA



Butuh bongkahan dana?
tidak, 
jiwaku cuma butuh nada

Butuh oto dyna?
tidak,
tubuhku hanya meninginkan Diana 

Diana yang menembangkan nada
nada cinta kehidupan
nada kehidupan cinta

Kamis, 12 September 2013

KRISTAL


Aku memang keliru
telah menitipkan harapan
pada embun yang ketika pagi menjelang
menguap disapu mentari

Aku masih punya pelipur lara
pada daun talas yang setia
menampung embun
di hamparan liukannya

Daun talas merahimi embun
memaksa mentari mengeraskannya
menjadi butiran berkilau
mewujud biji kristal

Biji kristal kaukah itu
yang mewujud menjadi "kulau laninring"?
yang diburu para pecinta kebeningan?
di keheningan?

Senin, 09 September 2013

JABATAN



Seorang kawan berkeluh kesah padaku, tentang perubahan prilaku kawannya yang baru saja mendapatkan jabatan, lalu Sang Guru menuntunku pada suatu renungan :" Han..., pahamilah bahwa jabatan itu sesungguhnya adalah amanah, maklumilah jikalau ada yang berubah karena jabatan baru itu. Sebab, pada dasarnya setiap yang baru pada diri seseorang selalu dipertunjukkannya, karena ia butuh pengakuan akan kepemilikan jabatan. Bukankah anak kecil saat punya mainan baru, selalu pula mempertunjukkannya?"

Selasa, 03 September 2013

KOTAKU



Pohon-pohon kotaku berdarah
menjerit meneteskan airmata

terbata-bata menghalau terik
buat pejalan yang dirampok trotoarnya

kali ini daku ingin bertanya
gerangan apa di otakmu
wahai para calon walikota
pohon kotaku dikau pakui?

kuingatkan pada dirimu
batang pohon kotaku
masih lebih gagah dari postermu

kali lain ingin pula ku gugat
gerangan apa di benakmu
wahai para pengendara
trotoarku dikau rampok?

kunyatakan padamu
kakiku butuh jalan
bukan kendaraan

Minggu, 01 September 2013

MASA

Dalam perjalanan pulang ke tempat mukim, di atas kendaraan umum, Sang Guru sayup-sayup menerangkan secuil khotbahnya: " Han..., Tuhanmu bersumpah pada masa tentang diri yang beruntung dan yang merugi. Lalu dikau diberinya jatah masa, maka berlombalah dengan masa untuk menyempurnakan diri. Sebab hanya kesempurnaan dirilah yang mampu beradaptasi di masa berikut, saat kehidupan berlanjut di keabadian."