Jumat, 23 Oktober 2015

BAKARLAH


sejak mula daku ini bukanlah apaapa
dikaulah pemantiknya menjadi siapa

dikaulah membaptis daku sebagai sesat dan menyesatkan
hanya karena daku terjatuh cinta pada saricinta

nerakalah yang patut buat daku
itu menurut dikau

dikau menabalkan diri selaku wakil tuhan
sekehendak ingin membakar
sesiapa yang tersesat

dalam bilik bancuh batin daku
meliuk segenggam tanya dan sejumput gugat
neraka bukanlah tempat pembakaran batumerah
siapa saja boleh punya kuasa atasnya

pun kalau memang neraka serupa tungku
pembakaran tanah liat berpasir pada cetakan
daku rela masuk dalam cetakan
bakarlah daku di gejolak tungku api
agar daku mengeras menyata batu

batumerah mewujud dinding pelindung
pada rumahrumah sesiapa saja
batumerah menjadi perisai
buat para pecinta di jalan cinta
yang padanya saricinta membuncah

Selasa, 06 Oktober 2015

TERBUNUH


Seorang kawan mengajak sahaya menghadiri acara peringatan terhadap terbunuhnya seorang pejuang kemanusian, lebih sepuluh tahun lalu. Di acara itu, berbagai ragam item kegiatan disuguhkan yang intinya, sejenis dedikasi buat sang pejuang. Sepulang dari perhelatan, menyambangi Guru Han guna membincangkan apresiasi itu, maka didedahkannyalah ujar-ujar: " Orang yang terbunuh di jalan juang, orang hidup akan menghidupkannya berkali-kali, lewat tajuk peringatan, mengenang dan doa-haul. Sementara, orang yang membunuhnya, meski ia terbebas dari hukuman, hidup melata seenaknya, orang hidup akan membunuhnya bertubi-tubi dengan cercaan, hinaan, dan kutukan. Terbunuh di jalan juang adalah pejuang, pembunuh para pejuang ialah pecundang."

Sabtu, 03 Oktober 2015

PENGTAHUAN




Sore masih kerontang, walau mentari tinggal semenjana teriknya, pertanda  mau pamit, ingin damai dalam dekapan  malam. Seorang  kisanak, kawan lama seperguruan di padepokan pengetahuan,  mampir di semedi sahaya.  Sang kawan telah bertahun meninggalkan padepokan, lalu didedahkannya  segala resah tentang tiada gunanya  pengetahuan yang selama ini ditimba.  Pasalnya, antara pengetahuan yang disetubuhinya dengan realitas kehidupan jauh berlaksa jaraknya. Gagaplah berjalan dalam kenyataan hidup. Guru Han yang sedari awal adem, tiba-tiba menghela nafas panjang,  menyemburlah lahar kata-kata selaku tutur : “ Segala pengetahuan yang dikau tumpuk dulu, hasil timbaan dari berbagai macam universitas kajian, bukan lagi untuk diucap-ucap, diperdebatkan. Mestinya, semua  pengetahuan itu menjadi sari diri untuk memandu perjalanan kehidupan. Nilai guna pengetahuan yang melangit, ketika mampu  mengais masalah kehidupan. Ibarat elang yang terbang di angkasa, tapi makananya tetap  di bumi.”

Jumat, 02 Oktober 2015

PINTU


aku merangkak
bermaksud masuk
ke kotamu

aku tiba di gerbangnya
mendongak berdepan pintu
aku ingin mengetuknya
tapi dengan apa kubisa?

mungkinkah aku masuk kota
walakin tidak bertabik pada pintunya?

kalau itu kulakukan
pastilah aku tergolong
pendatang haram

oh...pemilik pintu
gemerincingkan kuncimu
biar lebih mudah kukenal
anakanak kunci yang dikau genggam

dari belasan kunci itulah
pintu kota akan terbuka
dari kunci yang kugenggam
aku menjadi halal mukim di kotamu