Kamis, 31 Agustus 2017

BUKA (PUASA)

Tibalah buka puasa bersama. Persepakatan awal pun terwujud. Sehabis berbuka, sahaya kesulitan bergerak. Sama sulitnya, tatkala matahari mulai tergelincir. Apatahlagi, ketika senja mulai meranum, lelahnya berlipat-lipat. Melihat keadaan itu, Guru Han berucap lirih, “begitulah akibatnya bila puasa masih sebatas menahan lapar dan haus. Buka puasa menjadi arena balas dendam. Loyo saat berpuasa, karena lapar dan haus, loyo pula setelah berbuka, sebab kekenyangan. Makan dan minumlah secukupnya, sesuaikan dengan kebutuhan tubuhmu”. Sang Guru menyambar umpan ucap itu, dengan sabda yang mencengangangkan,”kalian yang berbuka, tapi akulah yang kenyang. Sebab, keterpenuhan butuhnya tubuhmu, menjadi syarat kebutuahnku pada tubuh tunai”.         

Rabu, 30 Agustus 2017

ARAFAH

Hari ini, seluruh jamaah haji, berkumpul di Padang Arafah. Inilah puncak ibadah haji. Semacam muktamar, setidaknya, dalam dimensi keruhanian. Pada belahan jagat lain, bertemu pula, beberapa sosok yang sudah lama saling mencari. Tersebutlah, Sang Guru, Guru Han, dan Sahaya. Mereka tidak berhaji, namun sama-sama berpuasa di hari Arafah. Ajaibnya, pahalanya mirip-mirip ganjarannya. Pada persuaan inilah, kerinduan meleleh, ibarat bongkahan es yang mencair. Perjumpaan ini melahirkan kesepakatan, berbuka puasa bersama. Dan, putusan lain, yang cukup penting, ketiganya berjanji, untuk senantiasa bertemu, kapan dan di mana pun. Mau di jenjang langit, pelataran pikiran yang gelisah, serambi hati yang bergejolak, dan pada jiwa yang merindu. Dari situasi merekalah, urita akan perbincangannya, perlu dinanti.