Minggu, 22 September 2013
PERADABAN
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
05.51
Sang Guru mengingatkan satu hal akan pentingnya masa depan ditilik, sabdanya padaku: " Han..., bekerjalah demi tegaknya peradaban. Kerja-kerja peradaban tidaklah selalu menuntut kemegahan. Kerja sederhana sekalipun, yang penting berdimensi peradaban. Mendorong semangat literasi adalah pintu masuk dari kerja-kerja peradaban. Amat janggal bicara peradaban bila tanpa tradisi literasi di dalamnya. Kerja-kerja peradaban adalah kerja-kerja kenabian."
Kamis, 19 September 2013
SASAU
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
16.28
Pada Jum'at mubarakah seperti hari ini, biasanya Sang Guru
menyambangiku dan tak henti-hentinya menohok dengan wejangan-wejangan,
dan beginilah tuturannya: " Han..., di hadapan orang yang menyasau, para
penyasau sering berucap tentang hal yang meninabobokkan pikiranmu,
menggalaukan hatimu. Tapi, cobalah dengar apa yang tak terucap
darinya. Hal itu akan mencegahmu dari tipu daya sasauannya.
Selasa, 17 September 2013
BUKU
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
02.48
Untuk kesekian kalinya Sang Guru bersamaku menyambangi toko buku, Ia
pun menggumamkan tutur: " Han..., apapun kepentinganmu kala melata di
atas bumi ini, nyatakan saja dengan buku. Kehidupan dengan segala
pernak-perniknya akan damai bersama buku. Rindukanlah damainya kehidupan
lewat buku-bukumu."
TEMBANG
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
02.27
Anak-anak Boetta Ilmoe-Rumah Pengetahuan menembang tentang diri-alam-hidup-Tuhan
Pada siang jelang senja di rumah pengetahuan
anak-anak masa depan
menembangkan nyanyi
tentang membaca diri
Pada garasi yang sederhana di rumah pengetahuan
anak-anak muda belia
menyanyikan tembang
tentang membaca alam
Membaca diri menulis lewat laku
membaca alam menulis lewat ibadah
Merekalah anak kandung peradaban
yang mereka rintis sendiri
sebab mereka mulai tidak percaya
pada pijakan kekiniannya
Bagi mereka
hidup adalah membaca
hidup adalah menulis
diri-alam-laku-ibadah
Dalam laku kaku bisu
mereka membaca
dalam ruang waktu cinta
mereka menulis
Mereka membaca
mereka menulis
membaca-menulis
agar layak menuju-Nya
Senin, 16 September 2013
TENANG-SENANG
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
16.51
Sang Guru menggandengku ke sebuah pusara yang pusaran mistikalnya
begitu menyedot jiwaku, lalu Ia berbisik pada kedirianku: " Han...,
tuntunlah ketenangan di dalam hatimu, tuntutlah keriangan di luar
kisaran dirimu. Ketenangan bermakna kedalaman, kesenangan berarti
keriakan. Pada dasar laut yang dalam begitu tenang, namun di permukaan
gelora ombak tetap menggulung."
Kamis, 12 September 2013
KRISTAL
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
17.06
Aku memang keliru
telah menitipkan harapan
pada embun yang ketika pagi menjelang
menguap disapu mentari
Aku masih punya pelipur lara
pada daun talas yang setia
menampung embun
di hamparan liukannya
Daun talas merahimi embun
memaksa mentari mengeraskannya
menjadi butiran berkilau
mewujud biji kristal
Biji kristal kaukah itu
yang mewujud menjadi "kulau laninring"?
yang diburu para pecinta kebeningan?
di keheningan?
Senin, 09 September 2013
JABATAN
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
05.24
Seorang kawan berkeluh kesah padaku, tentang perubahan prilaku kawannya
yang baru saja mendapatkan jabatan, lalu Sang Guru menuntunku pada
suatu renungan :" Han..., pahamilah bahwa jabatan itu sesungguhnya
adalah amanah, maklumilah jikalau ada yang berubah karena jabatan baru
itu. Sebab, pada dasarnya setiap yang baru pada diri seseorang selalu
dipertunjukkannya, karena ia butuh pengakuan akan kepemilikan jabatan.
Bukankah anak kecil saat punya mainan baru, selalu pula
mempertunjukkannya?"
Selasa, 03 September 2013
KOTAKU
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
06.48
Pohon-pohon kotaku berdarah
menjerit meneteskan airmata
terbata-bata menghalau terik
buat pejalan yang dirampok trotoarnya
kali ini daku ingin bertanya
gerangan apa di otakmu
wahai para calon walikota
pohon kotaku dikau pakui?
kuingatkan pada dirimu
batang pohon kotaku
masih lebih gagah dari postermu
kali lain ingin pula ku gugat
gerangan apa di benakmu
wahai para pengendara
trotoarku dikau rampok?
kunyatakan padamu
kakiku butuh jalan
bukan kendaraan
Minggu, 01 September 2013
MASA
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
19.44
Dalam perjalanan pulang ke tempat mukim, di atas kendaraan umum, Sang Guru sayup-sayup menerangkan secuil khotbahnya: " Han..., Tuhanmu bersumpah pada masa tentang diri yang beruntung dan yang merugi. Lalu dikau diberinya jatah masa, maka berlombalah dengan masa untuk menyempurnakan diri. Sebab hanya kesempurnaan dirilah yang mampu beradaptasi di masa berikut, saat kehidupan berlanjut di keabadian."
Langganan:
Postingan (Atom)