Senin, 07 Oktober 2013
KEABADIAN
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
04.20
Ini hanyalah
amsal
sebuah permisalan
tentang seekor burung
yang menempuh
suluknya
Pada dinihari
dirinya terlahir
di ujung malam
subuh
menjemputnya dengan tetesan embun
Pada pagihari
dirinya mulai
terbang tanpa lelah menaklukkan cakrawala
ujung pagi
melepasnya dengan terik yang membakar
Pada sianghari
dirinya mulai
berkemas untuk pulang
singgah sejenak
di kelelahan surya
Pada sorehari
dirinya
bertengger di senja yang ramah
menanti magrib
yang datang menyongsong
Pada malamhari
dirinya menemukan
istirahatnya
berdamai dengan
gulita malam
Jelang dinihari
dirinya harus
lahir kembali
namun rasa enggan
menahannya
gulita malam
telah menawannya
damainya malam
telah menerungkunya
keabadian telah
bertemu dengannya
MASA-SENJA
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
02.55
Senja memang selalu menarik
bagi para pelantun cinta
penyair, penembang dan pesuluk
semenarik usia yang makin bijak
bajik dalam kebijakan
matang di rahim kehidupan
menanti di persimpangan
pergantian siang malam
abadi di masa berikut
pada keabadian yang pasti
siang malam bukan lagi masa
kekekalanlah masanya
Jumat, 04 Oktober 2013
RUSUH
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
04.48
Melihat di sekeliling dalam sebuah ruang perjamuan jiwa, daku begitu banyak menyaksikan kegelisahan menyeruak ke permukaan, lalu Sang Guru menenangkanku, dengan kalimat santun: " Han..., hati yang rusuh menuai kegelapan. Rusuh hati akan berbunga marah dan berbuah amuk. Jikalau rusuh hatimu, tundalah sejenak. Agar bunganya tidak mekar dan buahnya pun jadi hampa."
Rabu, 02 Oktober 2013
TERGESA
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
01.41
Kali ini Sang Guru membilangkan satu perkara yang amat menyentak
kesadaranku, sabdanya: " Han..., sebab usiamu telah dijatah, maka
perlambatlah laju hidupmu, agar kemelataanmu di atas bumi lebih lama
adanya. Usahlah tergesa-gesa, sebab ketergesahan sedungguhnya
mempercepat habisnya jatah usiamu."
Langganan:
Postingan (Atom)