Ini hanyalah
amsal
sebuah permisalan
tentang seekor burung
yang menempuh
suluknya
Pada dinihari
dirinya terlahir
di ujung malam
subuh
menjemputnya dengan tetesan embun
Pada pagihari
dirinya mulai
terbang tanpa lelah menaklukkan cakrawala
ujung pagi
melepasnya dengan terik yang membakar
Pada sianghari
dirinya mulai
berkemas untuk pulang
singgah sejenak
di kelelahan surya
Pada sorehari
dirinya
bertengger di senja yang ramah
menanti magrib
yang datang menyongsong
Pada malamhari
dirinya menemukan
istirahatnya
berdamai dengan
gulita malam
Jelang dinihari
dirinya harus
lahir kembali
namun rasa enggan
menahannya
gulita malam
telah menawannya
damainya malam
telah menerungkunya
keabadian telah
bertemu dengannya
0 komentar:
Posting Komentar