Kamis, 28 November 2013
SEADANYA
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
18.41
Oh...duhai Sang Guru, indah nian sabdamu sore ini, seiring senja yang damai, dikau menyatakannya: " Han..., mencintalah dengan apa adanya, tanpa embel-embel. Ibarat minum kopi, teguiklah ia tanpa gula atau susu, biar pahitnya berasa, aga rasa pahitnya menyata apa adanya. seadanya. Kopi adanya pada pahitnya. Cintailah sesuatu dengan seadanya saja. Cinta adanya pada seadanya."
Jumat, 15 November 2013
DEGIL
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
17.37
handai toulan menyusup ke mukimku
ia lalu berujar
"pagi ini terasa terasa tenang
angin malas berhembus
burung enggan berkicau
awan cuma memendung
butiran embun masih nampak
pertanda apakah ini?"
batinku dililiti rasa tenang
terkenang akan sabda
jiwa yang tenang
mulai menggoda
semua menahan diri
angin burung awan embun
tenang damai
cakrawala tersenyum
namun ada segelintir insan
yang tak kuasa menahan diri
mereka marah
menyakiti kaum yang beda darinya
menghina perempuanya lebih rendah dari pelacur
menjambak jilbabnya
mementung kepala kaum lakinya
membusur badan kaum mudanya
mereka perampok di jalan Tuhan
perompak di perhelatan ruhani
pencuri ayat suci
pembajak kebenaran
lebih mulialah angin burung awan embun
sebab mampu menahan diri
menjamukan ketenangan
wujud ilahi di alam semesta
mereka adalah kaum degil
keras kepala
kepala batu
batu mati
mereka memiuh sabda ilahi
sesempit alam pikirnya
segersang ruhaninya
sedangkal jiwanya
mereka penyamun tradisi
mereka pengacau peradaban
Kamis, 14 November 2013
RAMAH-SENYUM
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
23.37
para pemburu cinta
menyambangi negeriku
para pencari kearifan
singgah di mukimku
hanya sebongkah keramahan yang bisa kuberi
cuma seutas senyum yang kupersembahkan
keramahan bak seuntai kembang
senyuman ibarat senandung tembang
kembang bunga mekar di taman hati
tembang senandung rindu menggelora di sudut jiwa
Rabu, 06 November 2013
PERGI-PULANG
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
14.06
Cukup lama Sang Guru jedah memberikan pencerahannya, lalu kali ini ia hadir dengan sabda: "Han..., jikalau engkau pergi mencari tujuanmu, dan dikau tersesat karenanya, itu tidaklah mengkhawatirkan. Sebab, resiko dari mencari salah satunya adalah tersesat. Tidak ada yang lebih mencemaskan, ketika tidak menemukan jalan pulang, benar-benar itulah kenistaan. Carilah jalan pulangmu."
Selasa, 05 November 2013
HIJRAH
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
16.17
Tahun baru 1435 H menyapa
dengan dentuman gejolak diri
mengajak berkemas
mempersiapkan diri untuk pulang kampung
kampung halaman yang dulu ditinggal pergi
perlahan merindu padanya
lamat-lamat melambai memanggil
jalan pulang terbentang
hijrah dulu bermaksud meninggalkan kampung
hijrah kini bermakna pulang kampung
gejolak purba menantang kembali
perjanjian primordial menagih tunainya
Wahai diri yang azali
bingkisan nomena
bebaskan diri dari bungkusan fenomena
yang azalilah dapat berpulang ke yang abadi
hijrah menuju keabadian
berbekal tingkah
yang mewujud pada amal
amallah yang abadi
merintis jalan pulang
keharusan bagi setiap diri
itulah hakekat jihad
dalam hijrah terwujud jihad
Langganan:
Postingan (Atom)