Sore masih kerontang, walau mentari tinggal semenjana
teriknya, pertanda mau pamit, ingin
damai dalam dekapan malam. Seorang kisanak, kawan lama seperguruan di padepokan
pengetahuan, mampir di semedi
sahaya. Sang kawan telah bertahun
meninggalkan padepokan, lalu didedahkannya
segala resah tentang tiada gunanya
pengetahuan yang selama ini ditimba.
Pasalnya, antara pengetahuan yang disetubuhinya dengan realitas
kehidupan jauh berlaksa jaraknya. Gagaplah berjalan dalam kenyataan hidup.
Guru Han yang sedari awal adem, tiba-tiba menghela nafas panjang, menyemburlah lahar kata-kata selaku tutur : “
Segala pengetahuan yang dikau tumpuk dulu, hasil timbaan dari berbagai macam
universitas kajian, bukan lagi untuk diucap-ucap, diperdebatkan. Mestinya,
semua pengetahuan itu menjadi sari diri
untuk memandu perjalanan kehidupan. Nilai guna pengetahuan yang melangit,
ketika mampu mengais masalah kehidupan.
Ibarat elang yang terbang di angkasa, tapi makananya tetap di bumi.”
Sabtu, 03 Oktober 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar