Tibalah buka puasa bersama.
Persepakatan awal pun terwujud. Sehabis berbuka, sahaya kesulitan bergerak.
Sama sulitnya, tatkala matahari mulai tergelincir. Apatahlagi, ketika senja
mulai meranum, lelahnya berlipat-lipat. Melihat keadaan itu, Guru Han berucap
lirih, “begitulah akibatnya bila puasa masih sebatas menahan lapar dan haus.
Buka puasa menjadi arena balas dendam. Loyo saat berpuasa, karena lapar dan
haus, loyo pula setelah berbuka, sebab kekenyangan. Makan dan minumlah
secukupnya, sesuaikan dengan kebutuhan tubuhmu”. Sang Guru menyambar umpan ucap
itu, dengan sabda yang mencengangangkan,”kalian yang berbuka, tapi akulah yang
kenyang. Sebab, keterpenuhan butuhnya tubuhmu, menjadi syarat kebutuahnku pada
tubuh tunai”.
Kamis, 31 Agustus 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar