Sabtu, 09 Maret 2013
HARAPAN
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
17.30
Angin meminta awan untuk menggeser duduknya, biar sang surya tetap menghangatkan persada. Namun awan lebih memilih menurunkan titik airnya, hingga hujan pun merintik. Awan menangis.
Angin mendesak awan agar meraib dari cakrawala, biar langit biru melapang. Namun awan menunjukkan gesekan percik apinya, maka kilat pun menyambar. Awan membakar.
Angin memohon pada awan, kalaulah bisa mengatur bongkahan dirinya. Hingga lebih nampak seperti barisan sisik ikan di batas pandang kaki langit. Tapi awan justeru berteriak, mengeluarkan gelegar aumannya, guntur pun bertalu-talu. Awan menggertak.
Sesungguhnya awan hanya berharap pada angin, agar diberi waktu sejenak untuk bertengger di cakrawala, guna menghias langit biru. Agar para penyair bergegas menulis bait, para penembang menoreh lirik, tentang harmoni kehidupan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar