Bolamataku makin menua, hingga mudahnya mengenali perbedaan padimuda dan rumputhijau, menjadi samar. Bahkan, bijimataku sendiri makin sulit kuraba, sisa liukan tariannya yang liar.
Diri bersyukur, sebab padimuda melambaikan anggukannya pada hatiku. Rumputhijau menggelengkan pucuknya pada batinku. Dan, bijimataku masih memeluk kelopaknya.
Diri hanya perlu bersaat dalam diam, biarkan alam sekitar yang menunjukkan jatidirinya. Itu akan lebih selaras dengan kehendak semesta.
Jangan paksakan diri agar diterima alam sekitar, sebab akan mengusik harmoni buana. Semesta akan geger, menghamburkan puing-puing kekacauan hidup.
Keelokan hidup akan datang menyapa, jika berpasrah menjadi alas berjalan, kalau berikhlas mendiami asas bertindak.
Di dalam kediaman berpasrah dan berikhlas, akan berlaku alas dan asas tingkahlaku akhlaki, sebagai keutamaan hidup.
Senin, 11 Maret 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar