Selasa, 12 Januari 2016

RACUN


Persamuhan pun digelar pada sebuah warkop di pinggiran kota. Bertiga saja, seorang karib, sahaya dan tentunya, sesosok yang selalu lengket bak perangko. Di depan kami tersaji dua cangkir kopi. Agak ragu untuk menyeruputnya, soalnya terbayang peristiwa, seseorang yang minum kopi Vietnam lalu mati. Kopi beracun biangnya. Guru Han yang tidak nafsu mereguk malam itu cuma duduk saja, namun tetap menabalkan sabda: " Kasus kopi beracun yang mematikan itu, mudah menyentak kesadaran akan bahayanya. Tapi, kalau pikiran, fitnah yang terbungkus informasi, itu sejenis racun juga, yang gentayangan di dunia maya dan nyata, banyak yang abai. Padahal, fitnah itu juga meracuni jiwa. Membunuh ruhani. Akibatnya, banyak di antara kita telah menyerap racun fitnah dan jiwa pun modar."

0 komentar:

Posting Komentar