Jumat, 17 November 2017

WARISAN


Kini, usia sahaya sudah melata pada hitungan setengah abad. Raga mulai keok. Beberapa organ tubuh mulai menyerah pada ketuaan. Pikiran makin meluap-luap ambisinya. Jiwa seolah mencari jalan abadinya. Melihat keadaan itu, bertuturlah Sang Guru,"saat tepat bincangkan warisan.Apa yang bakal dikau wariskan pada anak keturunanmu? Jika bicara harta benda, wariskanlah secukupnya. Sebab, bila berlebihan, hanya pertengkaranlah yang sesungguhnya terwariskan. Kecakapan hidup jauh lebih penting untuk diwariskan". Pun, Guru Han nimbrung rasa, "itu barulah dikau mewariskan sesuatu pada keturunan biologismu. Lalu bagaimana dengan anak-anak ideologismu? Wariskanlah kepada mereka pikiran-pikiran besar tentang masa depan negerimu. Biarlah bertengkar sejadi-jadinya. Kualitas pikiran, bisa diukur, tatkala generasi berikutnu masih mempertengkarkannya, tepatnya, mempercakapkannya".

0 komentar:

Posting Komentar