Senin, 17 Februari 2014

BAYI



Pagi jelang siang, aku menghadiri hajatan kerabat, yang lagi mengakikah anaknya. Pembacaan kitab Barzanji digelar, shalawat pada kanjeng Nabi dipanjatkan, namanya pun diproklamirkan. Saat tiba giliranku menggunting rambutnya, matabatinku bergelora, tenggelam dalam pusaran kesucian si bayi. Saat itulah Sang Guru menggedor kesadaranku dengan ujarnya: " Han..., rabalah bayi suci itu. Ia hanya butuh susu guna menyambung hidupnya. Kebutuhannya begitu sedikit, namun kesucian ruhaninya tak berbatas, manifestasi Ilahi menyata padanya. Tirulah ia sekaligus belajarlah padanya. Sedikitkan kebutuhanmu, itulah tirakah mendekati kesucian."

0 komentar:

Posting Komentar