Aku terkesima dalam takjub, berdepan-depan dengan pepohonan yang dihiasi lampu, kerlap-kerlip batang-tangkainya. Sungguh heran Sang Guru memerhatikan lakuku yang amat kekanak-kanakan ini, maka ditohoknya daku dengan sebilah tutur: " Han..., maksud dari orang yang menghias pepohonan itu ingin memperindahnya, padahal justeru mengasingkannnya. Tidakkah dikau dengar jeritan pohon sepanjang malam, yang seharusnya sudah tidur, tapi masih dipaksa untuk melek, berhias demi berbagai pasang mata yang serakah pada keindahan tipuan mata? "
Selasa, 07 Oktober 2014
POHON
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
08.10
Aku terkesima dalam takjub, berdepan-depan dengan pepohonan yang dihiasi lampu, kerlap-kerlip batang-tangkainya. Sungguh heran Sang Guru memerhatikan lakuku yang amat kekanak-kanakan ini, maka ditohoknya daku dengan sebilah tutur: " Han..., maksud dari orang yang menghias pepohonan itu ingin memperindahnya, padahal justeru mengasingkannnya. Tidakkah dikau dengar jeritan pohon sepanjang malam, yang seharusnya sudah tidur, tapi masih dipaksa untuk melek, berhias demi berbagai pasang mata yang serakah pada keindahan tipuan mata? "
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar