Minggu, 05 Juli 2015

KENYANG


Selepas tunaikan shalat subuh di mesjid dekat rumah, sambil mendengarkan ceramah tentang lailatul qadr, tertumbuklah mata sahaya pada seekor nyamuk yang kekenyangan, tak bisa lagi terbang, hanya diam pasrah. Mungkin si nyamuk berhasil menghisap dengan suntuk, darah jamaah yang khusyuk shalatnya. Tiba-tiba Guru Han mengada, mengetuk pintu kesadaran, menyodorkan segenggam hikmah: " Nyamuk yang kekenyangan itu, sisa pasrah pada pencetan jamaah yang iseng membalas karena darahnya dihisap atau menunggu terkaman cicak yang butuh sarapan pagi. Kenyangnya tak memampukan ia terbang dengan leluasa menghindar dari ancaman. Demikian pula orang yang kekenyangan, ia hanya mampu tertidur dan jiwanya redup, tak bisa terbang menggapai suasana Ilahiah. Puasa, yang menanggalkan kekenyangan, sesungguhnya adalah tangga untuk menggapai jiwa suci dari Ilahi. Kekenyangan yang menimpa seseorang, adalah santapan empuk bagi iblis, meski iblis telah didikat pada bulan suci ini."

0 komentar:

Posting Komentar