Pada sore yang
mulai redup, sahaya berboncengan dengan kekasih hati, menuju pasar dekat rumah,
buat beli bahan berbuka puasa. Obrolan pun meluncur, selancar jalan yang
terburai, tentang pikiran-pikiran yang berseliweran dan sesekali nyangkut di lembah
intelektualitas kami. Sang kekasih lalu barkata: “ Setiap pikiran ada masanya,
dan jangan pernah menertawai pikiran yang lama, apatah lagi menyalahkan dengan
semena-mena.” Sepulang dari pasar, sahaya adukan pada Guru Han akan tutur itu,
ia pun manggut-manggut, mafhum adanya.
Selasa, 07 Juli 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar