Daku telah merencanakan mudik, namun batal. Soalnya, banyak hal kerjaan yang menawanku, padahal kerinduan akan kampung halaman sudah meluap-luap. Di tengah gundahku, tepat sekali Sang Guru hadir menghibur dengan sabdanya: " Han..., seperti itu pulahlah permisalan mudik ke kampung abadi, keabadian. Seharusnya, seseorang sudah harus berangkat meninggalkan tempat merantaunya di dunia fana ini, menuju kampung abadi, akherat, tapi banyak pernak-pernik dunia yang menerungkunya, hingga ketersiksaan di dunia menyetubuhinya berkali lipat."
Selasa, 29 Juli 2014
MUDIK
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
01.36
Daku telah merencanakan mudik, namun batal. Soalnya, banyak hal kerjaan yang menawanku, padahal kerinduan akan kampung halaman sudah meluap-luap. Di tengah gundahku, tepat sekali Sang Guru hadir menghibur dengan sabdanya: " Han..., seperti itu pulahlah permisalan mudik ke kampung abadi, keabadian. Seharusnya, seseorang sudah harus berangkat meninggalkan tempat merantaunya di dunia fana ini, menuju kampung abadi, akherat, tapi banyak pernak-pernik dunia yang menerungkunya, hingga ketersiksaan di dunia menyetubuhinya berkali lipat."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar