Sabtu, 19 September 2015

PIKIRAN


Berminggu ria, bersih-bersih halaman depan-belakang, menatanya sebisa mungkin. Memangkas pohon jeruk nipis yang daunnya gonrong tak karuan. Pohon-pohon pepaya di halaman belakang, tumbuh berkejaran seolah ingin menunjukkan citranya pada sahaya, mana yang paling tinggi di antara kami. Guru Han ikut menyemangati, lalu masuk ke ruang baca guna menata, memindahkan berinci debu yang sudah dua pekan menghidu sepetak surga itu. Sambil menatap buku yang beragam tema, baik selaras maupun yang saling kontradiksi. Dan, samar sepoi bergumam: " Sesungguhnya buku-buku ini amat berisik, isinya boleh berbeda apalagi bersepakat. Namun satu hal yang diperpegangi, tetap adem hidup bersama, tanpa harus melompat keluar dari rak masing-masing. Kalau saja, rak buku itu bak kepala kita, yang isinya begitu beragam pikiran meniru prilaku buku, maka betapa damainya, sekalgus mencerahkan yang memiliki kepala."

0 komentar:

Posting Komentar