Rabu, 30 September 2015

SIKLUS





agustus membara
september ikut meradang
panas leluasa menari
basah tak kunjung jua

nopember membakar
pohonpohon bersamuh
mencari cara melepas daunnya
yang kerontang lebih cepat dari biasanya

berisiklah dedaunan
mengalahlah para daun tua
untuk jatuh lebih dulu
biar daun muda tetap bertahan

jatuhnya daun tua bak lambain tangan
sebentuk tetesan airmata
melompat dari kelopaknya

pertiwi menyiapkan tikarnya
menyambut daun tua
yang menunaikan takdirnya

dalam sunyi sepi senyap
berbisiklah pertiwi pada daun tua:
“aku akan mengembalikanmu
ke pohon yang dikau tinggalkan
serupa kuncup muda hijau berkilau”

0 komentar:

Posting Komentar