Sanakku bertandang ke mukimku, membagikan gundahnya akan perjodohannya yang belum menemukan titik terang. Pasalnya, keluarga terdekatnya belum memberikan restu atas pilihannya. Kebekuanpun melanda ruang-ruang rumahnya, dingin sedingin es yang beku, es batu yang kaku nan keras. Sang Guru berminat menyela perbincangan, bisiknya: " Han..., kebekuan hati mesti dicairkan. Ibarat es batu yang mengeras-dingin beku, dapat dicairkan dengan memblendernya, mendiamkan apa adanya hingga meleleh sendiri, menjemurnya di terik matahari, atau masaklah hingga ia mencair. Pilihanmu akan cara-cara itu, akan beriringan dengan resiko yang akan tertuai."
Rabu, 19 Maret 2014
BEKU-CAIR
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
17.40
Sanakku bertandang ke mukimku, membagikan gundahnya akan perjodohannya yang belum menemukan titik terang. Pasalnya, keluarga terdekatnya belum memberikan restu atas pilihannya. Kebekuanpun melanda ruang-ruang rumahnya, dingin sedingin es yang beku, es batu yang kaku nan keras. Sang Guru berminat menyela perbincangan, bisiknya: " Han..., kebekuan hati mesti dicairkan. Ibarat es batu yang mengeras-dingin beku, dapat dicairkan dengan memblendernya, mendiamkan apa adanya hingga meleleh sendiri, menjemurnya di terik matahari, atau masaklah hingga ia mencair. Pilihanmu akan cara-cara itu, akan beriringan dengan resiko yang akan tertuai."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar