Salah seorang putriku mengadukan prihal kehidupan kampusnya. Banyak di antara kawan-kawannya yang menunjukkan prilaku mau benar sendiri, memonopoli kebenaran, khususnya dalam hal beragama. Sang Guru menimpali, agar tuturnya tersampaikan: " Han..., bercerminlah pada laut. Laut yang dalam permukaannya tenang, teduh wujudnya, padahal di kedalamannya arus tetap bergemuruh, tak terhingga binatang-tumbuhan damai bersamanya. Sebaliknya, lihatlah laut yang dangkal, airnya keruh kecoklatan, permukaannya penuh gelombang, berkejaran-berlomba seolah semuanya ingin dilumat, padahal yang dia giring hanyalah sampah."
Selasa, 11 Maret 2014
DALAM-DANGKAL
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
15.39
Salah seorang putriku mengadukan prihal kehidupan kampusnya. Banyak di antara kawan-kawannya yang menunjukkan prilaku mau benar sendiri, memonopoli kebenaran, khususnya dalam hal beragama. Sang Guru menimpali, agar tuturnya tersampaikan: " Han..., bercerminlah pada laut. Laut yang dalam permukaannya tenang, teduh wujudnya, padahal di kedalamannya arus tetap bergemuruh, tak terhingga binatang-tumbuhan damai bersamanya. Sebaliknya, lihatlah laut yang dangkal, airnya keruh kecoklatan, permukaannya penuh gelombang, berkejaran-berlomba seolah semuanya ingin dilumat, padahal yang dia giring hanyalah sampah."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar