Seorang kawan lama, seperti burung pengelana, singgah bertengger di tempat semedi sahaya. Maklumlah, di tempat ini, lumayan banyak buku yang bisa dibaca. Namun, sang kawan memberi pengakuan dosa akan ketidakmampuannya lagi membaca, seperti dahulu, kala masih aktif teribat perlagaan pikiran. Guru Han menyahut, menabalkan sabda, guna menjernihkan suasana: " Jikalau dikau tak mampu membaca lagi, maka yang paling mungkin adalah dikau bakal dibaca. Menjadi objek bacaan, sungguh tak mengenakkan, karena dikau akan dibolak-balik, laiknya lembaran-lembaran kertas pada buku. Bahkan, tidak sedikit, dicoret-coret, digarisbawahi dan distabilo, tatkala ada yang menyentak si pembaca. Bersyukurlah, kalau sentakan itu menularkan energi positif, yang menyehatkan jiwa pembaca.".
Jumat, 02 September 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar