Selasa, 11 November 2014

AJAL





Selepas kutunaikan maghribku, aku bertemu dengan seorang nenek yang menunggui jualannya. Kutanyakan kesehatannya, semuanya baik-baik saja, meski kurang lebih sebulan yang lalu kurang fit dan harus makan bubur, padahal usianya sudah seratusan tahun, kisaran seabad. Baginya, pasrah saja, kapan pun ia harus pulang pada ke kekalan. Selang beberapa saat, aku dikejutkan warta dari seorang karib, atas berpulangnya putra seorang karibku yang lain, pada usia yang masih muda, kurang dari seperempat abad, sekitar 20-an tahun. Singkapan rahasia pun terkuak dari tutur Sang Guru: “Han..., itulah kedudukan ajal bagi setiap anak cucu Adam, ada yang bersiap menunggunya namun tak kunjung datang. Ada pula yang kelihatannya belum siap, sertidaknya bagi orang sekitar yang terkaget akan hadirnya ajal yang tiba begitu saja.”

0 komentar:

Posting Komentar