Selepas
kutunaikan maghribku, aku bertemu dengan seorang nenek yang menunggui
jualannya. Kutanyakan kesehatannya, semuanya baik-baik saja, meski kurang lebih
sebulan yang lalu kurang fit dan harus makan bubur, padahal usianya sudah
seratusan tahun, kisaran seabad. Baginya, pasrah saja, kapan pun ia harus
pulang pada ke kekalan. Selang beberapa saat, aku dikejutkan warta dari
seorang karib, atas berpulangnya putra seorang karibku yang lain, pada usia
yang masih muda, kurang dari seperempat abad, sekitar 20-an tahun. Singkapan rahasia
pun terkuak dari tutur Sang Guru: “Han..., itulah kedudukan ajal bagi setiap
anak cucu Adam, ada yang bersiap menunggunya namun tak kunjung datang. Ada pula
yang kelihatannya belum siap, sertidaknya bagi orang sekitar yang terkaget akan
hadirnya ajal yang tiba begitu saja.”
Selasa, 11 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar