Hujan turun lagi, kesal dan gerutu serta umpatan nyaris terbetik dari hatiku. Soalnya, urusanku terhambat dan tertambat pada keterlambatan dalam urat nadi putaran roda kehidupan. Sang Guru tak rela melihatku terjerumus dalam sakit hati, maka tuturnya pun meluncur sederas hujan: " Han..., dikau mungkin tak berkepentingan pada hujan kali ini, bahkan menghalangi keperluanmu. Tapi ingatlah, betapa banyak orang yang membutuhkannya. Janganlah menganggap sesuatu itu tidak penting, hanya karena dikau tidak membutuhkannya. Sungguh, dalam hakekat kehidupan, kebutuhan orang lain adalah kebutuhanmu. Mungkinkah dikau hidup tanpa butuh orang lain? "
Minggu, 16 November 2014
HUJAN (2)
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
15.37
Hujan turun lagi, kesal dan gerutu serta umpatan nyaris terbetik dari hatiku. Soalnya, urusanku terhambat dan tertambat pada keterlambatan dalam urat nadi putaran roda kehidupan. Sang Guru tak rela melihatku terjerumus dalam sakit hati, maka tuturnya pun meluncur sederas hujan: " Han..., dikau mungkin tak berkepentingan pada hujan kali ini, bahkan menghalangi keperluanmu. Tapi ingatlah, betapa banyak orang yang membutuhkannya. Janganlah menganggap sesuatu itu tidak penting, hanya karena dikau tidak membutuhkannya. Sungguh, dalam hakekat kehidupan, kebutuhan orang lain adalah kebutuhanmu. Mungkinkah dikau hidup tanpa butuh orang lain? "
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar