Selasa, 10 Februari 2015

NENEK


Dua orang bocah berlari kecil di setapak ingin menyongsong neneknya. Namun sang nenek abai terhadapnya, pasalnya ia marah pada kedua orang tua sang bocah. Kemarahannya tak tanggung-tanggung, ia menolak bertemu, termasuk bocah itu. Tentulah sahaya kaget bukan kepalang, pasalnya rada tidak percaya pada sikap si nenek yang sudah bau tanah itu dengan sikapnya, melebihi dari sikap seorang bocah yang acap kali bermarahan dengan sesamanya. Gurun Han angkat bicara, menabalkan sabda: " Nenek yang sudah renta itu, baunya serupa dengan tanah, selayaknya memiliki sifat tanah. Tanah menerima semua yang dibuangkan kepadanya, Semestinya makin tua, makin berkalang tanah, dan akan kembali menjadi tanah. Wahai para tetua, jikalau sifat tanah tidak menyatu padamu, lebih baik urungkan usiamu menjadi tua. Mati saja selagi muda, agar cacing pun memakanmu selagi segar-bugar."

0 komentar:

Posting Komentar