Jedah sejenak dari rutinitas kerja, berkunjung ke makam pun jadi pilihan. Sahaya bersua dengan penjaga makam. Dibabarkannya sepotong cerita tentang segelintir insan yang menjadikan areal pemakaman sebagai tempat berbuat jangak. Mereka menjangak tanpa jengah, Penjangak tidak segan lagi pada makam yang disucikan. Saat itu pulalah Guru Han menghibur penjaga makam dengan tutur: " Beruntunglah yang selalu dekat dengan makam, sebab saban waktu ingat kematian. Mengingat maut yang senantiasa mengintai. Namun kalau menjaga makam sekadar tempat bekerja, seperti profesi lainnya, maka makam baginya sebatas di pemakaman saja, dan tidak lebih dari tempat mengais makan."
Minggu, 25 Januari 2015
MAKAM
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
16.12
Jedah sejenak dari rutinitas kerja, berkunjung ke makam pun jadi pilihan. Sahaya bersua dengan penjaga makam. Dibabarkannya sepotong cerita tentang segelintir insan yang menjadikan areal pemakaman sebagai tempat berbuat jangak. Mereka menjangak tanpa jengah, Penjangak tidak segan lagi pada makam yang disucikan. Saat itu pulalah Guru Han menghibur penjaga makam dengan tutur: " Beruntunglah yang selalu dekat dengan makam, sebab saban waktu ingat kematian. Mengingat maut yang senantiasa mengintai. Namun kalau menjaga makam sekadar tempat bekerja, seperti profesi lainnya, maka makam baginya sebatas di pemakaman saja, dan tidak lebih dari tempat mengais makan."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar