Selasa, 27 Januari 2015

PEMBENCI


Di selasar pondok pengetahuan, berdepan-depan para kisanak, berbincang tentang kebajikan dan kebijakan. Muncullah cerita tentang seorang penganjur kebaikan, tapi sekaligus pembenci terhadap orang yang tidak segolongan dengannya. Dicecarkannya kebencian-kebencian itu seperti berondongan pelor yang membunuh secara tumpas kelor. Sahaya mengamati Guru Han, yang cukup gelisah dengan berpadunya, antara penganjur kebaikan dan penyebar kebencian pada satu sosok. Ungkapannya pun menyentak: " Sikap yang paling bijak untuk menghadapi pembenci, namun berbaju pendakwah adalah dengan mencium tangannya. Dengan begitu, berarti engkau telah memaafkannya. Sebab, bukakankah dengan kehadiran sosok semisal itu, dikau tidak perlu repot untuk mengenali pembenci dan kebencian-kebenciannya? Yang pasti, pembenci telah mencetak sepetak neraka dalam dirinya, dan kebenciannya merupakan bahan bakar yang siap membakar ruhaninya. Api kebencian akan memperluas lahan nerakanya. Sesungguhnya, seorang pembenci telah hidup dalam nereka yang dibikinnya sendiri."

0 komentar:

Posting Komentar