Jumat, 26 September 2014

TUA


Aku bercermin, nampak uban pada rambutku yang rontok. Kuperhatikan raut muka rupanya keriput mulai membentuk bak petak-petak sawah. Kuberlari, nampaknya tulang belulang bunyi mengilu. Kumemandang hamparan, rabun pula yang menampak. Usia makin tua jawabannya. Meski demikian, Sang Guru tetap setia menghibur dengan tutur: " Han..., usahlah risau pada usiamu yang makin menua. Tua bukan untuk dilawan, tapi diakrabi. Uban, keriput, ngilu adalah sejenis alamat yang diberikan Tuhan, sebagai penanda agar bersiap, sewaktu-waktu buat kembali padaNya. Bersyukurlah, sebab Dia masih memberi alamat padamu, moga dikau tidak kesasar, tak mengerti jalan kembali."

0 komentar:

Posting Komentar