Di beranda rumah tua, sisa peninggalan negeri yang makin menua, sahaya menatap tajam pada sepohon mangga yang usianya lebih tua darinya. Bebera biji buah mulai menguning kemerahan, penanda kematangan akan kualitas buah yang matang di pohon. Guru Han menyalip dalam khusyuk yang mendalam dengan sebongkah tutur: " Buah yang matang di pohon mengalamatkan puncak kedewasaan nasib sebiji buah. Pohon akan rela ditinggal buah, aneka burung pemakan buah bersantap ceria karena kenikmatan tiada tara. Dan, dikau pun akan merasakan kemudahan kala menikmati sang buah, sebab tidaklah perlu dikarbit guna mematangkannya. Kedewasaan seorang insan, ibarat buah yang matang di pohon akan mengenakkan segala yang membutuhkannya."
Minggu, 29 Maret 2015
MATANG
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
02.51
Di beranda rumah tua, sisa peninggalan negeri yang makin menua, sahaya menatap tajam pada sepohon mangga yang usianya lebih tua darinya. Bebera biji buah mulai menguning kemerahan, penanda kematangan akan kualitas buah yang matang di pohon. Guru Han menyalip dalam khusyuk yang mendalam dengan sebongkah tutur: " Buah yang matang di pohon mengalamatkan puncak kedewasaan nasib sebiji buah. Pohon akan rela ditinggal buah, aneka burung pemakan buah bersantap ceria karena kenikmatan tiada tara. Dan, dikau pun akan merasakan kemudahan kala menikmati sang buah, sebab tidaklah perlu dikarbit guna mematangkannya. Kedewasaan seorang insan, ibarat buah yang matang di pohon akan mengenakkan segala yang membutuhkannya."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar