Sabtu, 06 Juni 2015

KEMUJURAN

Pada sebuah pertunjukan seni-literasi di tempat terbuka, yang berada di lokasi yang masih dalam tahapan pembangunan sejenis dermaga, menyemutlah para penikmat perhelatan, sehingga kursi yang disediakan tidaklah memadai, akibatnya para pengunjung pun seperti menonton layar tancap. Sahaya ikut berjubel, mendongak di sela-sela kepala yang lebih menjulang, sulitlah jadinya menikmati secara khusyuk. Padahal di sisi lain, ada tempat yang dihuni para pekerja, buruh bangunan lebih leluasa mengasup hiburan itu. Oh... Guru Han, apa penjelasanmu, akan hal ini? Tutur pun meluncur: " Di keseharian, para pekerja, buruh bangunan itu kelihatannya lebih menderita di banding keadaanmu. Namun malam ini, dari atas selasar rumah panggung seada miliknya, mereka lebih leluasa menikmati pertunjukan. Dikau hanya mendengar suara saja, tapi mereka mendengar ujaran kata-kata dan melihat semua gerak-gerik di atas panggung dengan mata telanjang. Pada kali ini, Tuhan lebih memihak kepada mereka, kemujuran mengguyur jiwa mereka. Begitulah cara Tuhan menunjukkan citra diri-Nya."

0 komentar:

Posting Komentar