Kawanku yang satu
ini suka sekali membagikan pengalamannya bertemu dengan para pemilik uang yang
tak berseri lagi nomornya, saking banyaknya. Bahkan, didedahkannya beberapa nama yang
sesungguhnya menjadi pemilik kota ini. Maksudnya, nasib kota ini ditentukan
peredaran uangnya oleh segelintir pemegang duit. Sahaya yang amat sering
kesulitan duit menjadi cemburu, bahkan sangat cemburu dan berniat merompaknya.
Untung saja Guru Han mencegat di ujung niat dan bertutur: “ Memang mereka yang
tak berseri lagi nomor duitnya itu, mungkin sudah punya segalanya. Namun, percayalah
ada yang dikau punyai tak mereka punyai. Seperti halnya, banyak yang tidak
dikau punyai tapi mereka punyai. Dan, keadaan semisal itulah yang menyebabkan,
tidak perlulah merasa jadi warga kelas dua. Sebab, tidak menutup kemungkinan
yang dikau punyai itu, tak mampu mereka beli dengan duitnya yang tak berseri nomornya
itu. Sama seperti sulitnya dikau memiliki yang mereka punyai, karena nomor seri duitmu masih bisa dihitung dengan jari.”
Jumat, 12 Juni 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar