Sabtu, 25 Juni 2016

TANGIS



Sahaya bermusafir ke kampung kerabat di bulan Suci ini. Ikutlah pada peritusan ibadah shalat subuh. Pada subuh pertama, tampillah imam shalat yang aduhai suaranya. Laiknya qari peserta MTQ. Subuh kedua, imam lain tampil, rupanya ia memimpin shalat sembari menangis melantunkan ayat yang dibaca. Baik pada imam pertama, maupun imam kedua, tidaklah memengaruhi jamaah, termasuk tak ada yang meneteskan airmata. Subuh ketiga, tampillah imam shalat yang biasa saja, suaranya datar tak dibuat-buat, hanya getar-getar halus. Namun, dua tiga orang makmum meneteskan airmata, terisak. Bermaksudlah menanyakan pada sang makmun, tapi Guru Han mencegah, lalu membisikkan sabda: " Patutlah dikau mencurigai makmun yang menangis dan terisak itu, sebagai insan yang mendengar bacaan datar sang imam, yang seolah-olah ayat-ayat itu ditujukan padanya. Datarnya cara membaca ayat, bisa menggetarkan jiwa, tinimbang bacaan yang mendayu-dayu nan sedih, namun itu adalah jebakan keindahan suara, buat telinga semata."

0 komentar:

Posting Komentar