di halaman mukimku yang tak begitu asri
hanya ada sebatang pohon srikaya sepohon jeruk nipis
sebongkah anggrek di pohon yang mati
dan dua pohon bunga asoka kuning merah
namun burung-burung selalu bercinta di sela ranting
pada selasar istanaku yang sempit
anak-anak selalu berkumpul
saban pagi sore
membaca bersama sesekali bermain ceria
meniru burung-burung yang bercinta
halaman boleh nirasri
selasaran tak mesti luas
asal burung-burung merdeka bercinta
dan anak-anak leluasa meliarkan imajinya
seperti burung dan ranting
anak-anak selayak bacaannya
menikmati megahnya cakrawala
membuka jendela dunia
dari jendela dunialah
mereka mendaras buana
yang pasti bakal diwarisinya
0 komentar:
Posting Komentar