Selasa, 07 April 2015

BATU-CINCIN (2)





Salah satu kebiasaan sahaya adalah berboncengan dengan seorang karib menelusuri sudut-sudut kota. Hampir di setiap sudut , selalu ada kerumunan orang. Rupanya ada sejenis lapak-lapak yang menyajikan bongkahan batu, cincin permata beserta pengikatnya. Pada salah satu lapak, nyatalah Guru Han di sana, berbincang dengan tutur yang amat singkat: ” Janganlah dikau sampai lupa akan dirimu, kedirianmu. Sebab, biarpun semua bongkahan batu itu, bahkan sekeranjang batu cincin itu dikumpulkan, taklah pernah menggantikan dirimu. Tak elok melupakan diri, atau lupa diri, hanya karena mengingat batu cincin. Apatah lagi diterungku oleh batu cincin.”

0 komentar:

Posting Komentar