Sesosok kisanak
bertandang di beranda tempat kerja sahaya. Ditumpahkannya segala keluh
kesahnya, tentang keterpurukan hidupnya, sebab sumber-sumber reskinya
bermasalah. Tidak cukup sampai di situ, pun didedahkannya tentang prilaku
mitra-mitra kerjanya yang mulai kurang bersahabat, mulai dari cara menagih yang
diikuti penekanan, pesan singkat yang meneror. Benar-benarlah tak berdaya,
terpuruklah sudah hingga ke dasar permasalahan yang tak kunjung usai.
Sempurnalah lilitan masalahnya. Gurun Han yang hadir, ikut menyimak, lalu
bertutur lirih: “ Dikau yang terpuruk di dasar masalah ibarat orang yang sudah
telanjang, bahkan ditelanjangi hingga kemalauan pun nampak. Rasa malu raib.
Maka saat itulah, dikau akan melihat insan yang sesungguhnya, atas respon ketelanjanganmu,
kemaluanmu yang tak tertutup. Ada yang sekadar melihat lalu menampik, tidak
sedikit yang menertawaimu, pun ada yang bersimpati hingga berempati. Namun
semua takkan menolongmu, sebab yang dikau butuhkan adalah selembar penutup
kemaluan, sebab ia merasa apa yang ada pada dirimu yang tersingkap itu,
kemaluanmu, itu pula yang ada pada dirinya. Memang ia menutup kemaluanmu,
tetapi sesungguhnya ia telah menutup kemaluannya sendiri.”
Rabu, 29 April 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar