ZIARAH
Jelang puasa ramadhan, aku ingin menyempatkan ziarah
kubur ke makam kedua orangtuaku, kakek-nenekku dan juga keluarga
lainnya. Ini sejenis rutinitas dalam menyongsong puasa ramadhan. Di
tengah persiapan ziarah, terlintas dalam benakku akan bagaimana dengan
orang-orang yang tidak dikenal kuburannya, kalau aku ingin
menziarahinya? Sang Guru lalu memberi petunjuk, tuturnya: " Han...,
kuburan adalah penanda untuk memudahkan bersilaturrahim dengan
orang-orang yang telah mendahului.
Adapun orang-orang yang tak berkubur, atau hilang entah kemana rimbanya,
bolehlah dikau menziarihinya secara spiritual, dengan mendoakannya.
Memang penandanya secara material tidak ada, tetapi penandanya ada dalam
ingatan. Bukankah mereka hilang dan tak berkubur itu juga sudah
merupakan tanda? Tanda bagi masyarakatmu, bagi negerimu, bahwa ada yang
tak wajar dengan kematian mereka. Dan tanda mereka akan abadi, selalu
diingat oleh anak-anak negeri, sebab makin abstrak sesuatu, makin
multitafsir terhadapnya. Di negerimu, orang hilang atau dihilangkan dan
tak berkubur, sudah menjadi bagian dari sejarah negerimu. Sejak zaman
perjuangan dahulu, hingga di waktu kiwari ini tak berbilang yang hilang.
Namun satu kesamaan diantara mereka, yakni mereka yang hilang tak
berkubur itu adalah para pejuang."
Minggu, 22 Juni 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar