Minggu, 22 Juni 2014

HILANG

ZIARAH
Jelang puasa ramadhan, aku ingin menyempatkan ziarah kubur ke makam kedua orangtuaku, kakek-nenekku dan juga keluarga lainnya. Ini sejenis rutinitas dalam menyongsong puasa ramadhan. Di tengah persiapan ziarah, terlintas dalam benakku akan bagaimana dengan orang-orang yang tidak dikenal kuburannya, kalau aku ingin menziarahinya? Sang Guru lalu memberi petunjuk, tuturnya: " Han..., kuburan adalah penanda untuk memudahkan bersilaturrahim dengan orang-orang yang telah mendahului. Adapun orang-orang yang tak berkubur, atau hilang entah kemana rimbanya, bolehlah dikau menziarihinya secara spiritual, dengan mendoakannya. Memang penandanya secara material tidak ada, tetapi penandanya ada dalam ingatan. Bukankah mereka hilang dan tak berkubur itu juga sudah merupakan tanda? Tanda bagi masyarakatmu, bagi negerimu, bahwa ada yang tak wajar dengan kematian mereka. Dan tanda mereka akan abadi, selalu diingat oleh anak-anak negeri, sebab makin abstrak sesuatu, makin multitafsir terhadapnya. Di negerimu, orang hilang atau dihilangkan dan tak berkubur, sudah menjadi bagian dari sejarah negerimu. Sejak zaman perjuangan dahulu, hingga di waktu kiwari ini tak berbilang yang hilang. Namun satu kesamaan diantara mereka, yakni mereka yang hilang tak berkubur itu adalah para pejuang."

0 komentar:

Posting Komentar