Aku memelihara beberapa ekor ayam, bahkan sudah beranak pinak. Sekali waktu, ada yang mati, sedih rasanya karena kehilangan. Tetapi berikut-berikutnya, selalu saja ada yang mati dan perlahan rasa sedih akan kehilangan tak ada lagi. Rasanya mulai kebal, kehilangan menjadi peristiwa biasa saja. Sang Guru menghentakku agar mengambil pelajaran darinya, dengan lembut Ia bertutur: " Han..., kehilanganmu itu masihlah kehilangan di luar diri. Cobalah resapi manakala kehilangan itu menyentuh hal-hal dalam diri, jatidiri. Kehilangan jatidiri, terkadang tidak sekaligus, perlahan jalannya. Semula mungkin pikiranmu, lalu akal sehatmu dan selanjutnya hatinuranimu. Saking terbiasanya kehilangan hal yang membentuk jatidiri, maka ketika jatidiri pun hilang, seperti tidak kehilangan apa-apa."
Jumat, 13 Juni 2014
KEHILANGAN
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
17.44
Aku memelihara beberapa ekor ayam, bahkan sudah beranak pinak. Sekali waktu, ada yang mati, sedih rasanya karena kehilangan. Tetapi berikut-berikutnya, selalu saja ada yang mati dan perlahan rasa sedih akan kehilangan tak ada lagi. Rasanya mulai kebal, kehilangan menjadi peristiwa biasa saja. Sang Guru menghentakku agar mengambil pelajaran darinya, dengan lembut Ia bertutur: " Han..., kehilanganmu itu masihlah kehilangan di luar diri. Cobalah resapi manakala kehilangan itu menyentuh hal-hal dalam diri, jatidiri. Kehilangan jatidiri, terkadang tidak sekaligus, perlahan jalannya. Semula mungkin pikiranmu, lalu akal sehatmu dan selanjutnya hatinuranimu. Saking terbiasanya kehilangan hal yang membentuk jatidiri, maka ketika jatidiri pun hilang, seperti tidak kehilangan apa-apa."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar