Kamis, 28 Agustus 2014

MATAHARI


Entah mengapa, selalu saja getar-getar Jumat Mubarak selalu menggoda untuk diresapi keistimewaannya. Di tapal batas subuh-pagi, pada selasar jiwaku, kuberdepan-depan dengan Sang Guru, disilanya daku merunduk khusyuk. Dihidunya daku wejangan: " Han..., jadilah matahari. Meski awan dan malam menampak, ia tidak hilang. Awan hanyalah sekadar penghalang sesaat, di baliknya matahari tetap bertahta. Apalagi malam, usah dirisaukan, sebab matahari masih terpatri jejaknya di bulan. Tak elok matahari menganggap awan dan malam sebagai pesaingnya, melainkan pelengkap untuk menyempurnakannya. Kala awan dan malam menyata, matahari pasti dicari bukan? "

0 komentar:

Posting Komentar