Secangkir kopi hitam-pahit, menemani bincang sore dengan kekasih, tentang kisruh pikiran dan rusuh hati yang berkeliaran di sekitar, baik dunia nyata maupun dunia maya. Sulit sekali mencari kejernihan, sebab sikap reaksioner lebih dikedepankan tinimbang ketenangan. Di kedalaman perbincangan, Sang Guru menabalkan diri dengan tuturan: " Han..., belajarlah pada secangkir kopi yang dikau seruput itu. Dikau meminumnya setelah terendap beberapa saat, hingga ampasnya mendasar di pantat cangkir. Hanyalah airnya yang dikau minum, namun tetap rasa kopi. Bayangkanlah, jikalau minum secangkir kopi yang baru saja diaduk, sulit dinikmati, sebab ampasnya masih ikut. Kekisruhan pikiran dan rusuh hati dalam bertindak, sama halnya dengan minim kopi yang baru saja diaduk."
Sabtu, 30 Agustus 2014
KISRUH - RUSUH
Diposting oleh
Sulhan Yusuf
di
01.22
Secangkir kopi hitam-pahit, menemani bincang sore dengan kekasih, tentang kisruh pikiran dan rusuh hati yang berkeliaran di sekitar, baik dunia nyata maupun dunia maya. Sulit sekali mencari kejernihan, sebab sikap reaksioner lebih dikedepankan tinimbang ketenangan. Di kedalaman perbincangan, Sang Guru menabalkan diri dengan tuturan: " Han..., belajarlah pada secangkir kopi yang dikau seruput itu. Dikau meminumnya setelah terendap beberapa saat, hingga ampasnya mendasar di pantat cangkir. Hanyalah airnya yang dikau minum, namun tetap rasa kopi. Bayangkanlah, jikalau minum secangkir kopi yang baru saja diaduk, sulit dinikmati, sebab ampasnya masih ikut. Kekisruhan pikiran dan rusuh hati dalam bertindak, sama halnya dengan minim kopi yang baru saja diaduk."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar