Selasa, 26 Mei 2015

BERAS

Dari kejauhan sayup-sayup terdengar deru mesin, makin dekat makin keras derunya. Pun asap mengepul dari pembakaran sekam, tercium aroma yang mengekstasi, memandu ke masa kanak-kanak, kala membakar ubi dan jagung digundukannya. Sahaya masuk ke pabrik, melihat proses penggilingan dari gabah menjadi beras. Nampaklah beberapa biji gabah yang tak terolah oleh mesin, tetaplah ia bersejati gabah. Di kebisingan itulah, Guru Han menghentakkan suara melampaui deru mesin: " Dari mesin inilah kita layak belajar. Gabah yang tak berhasil jadi beras, bisa disebabkan oleh gabahnya yang masih kurang kering atau mesin penggiling yang tak berfungsi maksimal. Ibaratnya informasi itu adalah gabah, yang bakal kita olah untuk menentramkan khalayak, seharusnya nantilah jadi beras baru disebarkan. Sebab, kalau masih dalam bentuk gabah, tapi sudah dinyatakan sebagai beras, hanya karena sudah melalui mesin penggiling, informasi itu bakal jadi fitnah yang mengacaukan khalayak. Selayaknya, jiwa yang paripurna, mengolah informasi yang masih berbentuk gabah itu menjadi beras barulah disebarkan. Biar kulit padi itu jadi sekam lalu dibakar, dan isinya berupa beras mengenyangkan bagi yang memakannya."

0 komentar:

Posting Komentar