Kaget bukan
kepalang, sahaya nyaris diseruduk oleh segerombolan pelajar sekolah menengah
atas yang baru saja merayakan kelulusannya. Suara motor yang meraung-raung,
baju putihnya sudah berwarna-warni karena telah mereka cet. Sahaya lalu menepi,
berteduh sejenak di keteduhan pohon, sambil menenangkan diri dari kaget. Di
detik itulah Guru Han menuturkan kalimat penenang: “ Mereka para pelajar itu
hanyalah korban dari penyeragaman. Sebab, mereka sejak sekolah dasar, menengah
hingga atas, selalu saja diseragamkan pakaiannya. Maka berontaklah mereka
dengan cara mewarna-warnikan bajunya, karena sesungguhnya mereka rindu pada
keragaman warna-warni, sebentuk fitrah kehidupan yang berwarna-warni. Coba
tengok yang sudah mahasiswa, kala mereka lulus jadi sarjana, masihkah ada yang
mewarnai bajunya? Tidak lagi, sebab selama mereka kuliah, sudah menikmati
warna-warni bajunya, sebagai manifestasi dari kebebasan menikmati warna-warni
kehidupan.”
Kamis, 14 Mei 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar