Minggu, 31 Mei 2015

JAUH-DEKAT

Duduk-duduk santai bersama karib, kerabat, kawan dan beberapa kisanak lainnya, pastilah seru. Sebab, terbayang sudah keriangan yang bakal muncrat dari setiap diri, mau menebus rasa kangennya yang menahun. Tapi apa lacur, di luar dugaan, malah acara itu nyaris sepi, separuh diam, lebih banyak kebisuan. Sahaya memerhatikan setiap diri yang terlibat, sambil bertanya di lumbung hati, mengapa sela kita begitu dekat tapi terasa jauh jaraknya? Kali ini Gurui Han angkat bicara dengan nada miris yang memiringkan telinga pendengarnya (?) : "Dalam sebuah pertemuan yang seharusnya lebur, cairan kegairahan hati mengalir, membasahi setiap diri. Tapi ada saja yang membekukannya, semisal pangkat, status, usia dan isi dompet, sebagai penyela satu sama lain Namun itu lagu lama. Ada pembeku yang paling dahsyat saat ini, yakni perangkat gadget, HP pintar dan sejenisnya. Bayangkanlah, kita sudah saling duduk berdekatan, berhadap-hadapan, namun tak saling bicara, lebih memilih teman bicara yang jauh di seberang sana lewat gadget. Yang dekat terasa tiada, yang jauh amat dekat. Lalu apa makna persamuhan, jikalau kita semua pada sibuk dengan tindisan huruf dan sentuhan layar ponsel pintar, sambil terkekeh sendiri?"

0 komentar:

Posting Komentar