Kamis, 03 Januari 2013

GEMBIRA





Bergembiralah, jikalau melata di atas bumi, karena memang itulah tujuan hidup dalam mata rantai keberadaan, ketika mengedari kehidupan.

Hidup dan kehidupan, yang tak ada kegembiraan padanya, adalah kematian yang nyata bagi diri.


Kegembiraan berpijak pada dua pasal. Kesenangan yang menghasrat dan kebahagiaan yang menggelora.


Kesenangan mendatangi, jikalau pada selain diri telah bisa men
ghibur. Dari luar dirilah pangkalnya kesenangan, maka tertawalah, sebagai bentuk kegembiraan, sebab tertawa adalah alamat bagi insan yang telah bergembira. Insan yang tak pernah tertawa dalam hidupnya, menandakan kepastian rasa sakit, karena ia tak berhasil mengambil dalam kehidupan.

Kebahagiaan bersemayam dalam diri, jikalau dalam diri telah berdamai dengan diri sendiri. Hati adalah istana dari kerajaan diri, maka lapangkanlah hamparan dada dan luaskan permadani hati untuk menerima segala yang menyapanya, hingga senyum merekah layaknya bunga di taman hati. Tersenyumlah, karena senyuman adalah alamat nyata bagi kebahagiaan. Insan yang tersenyum, telah berhasil memberi dalam kehidupan.


Hakekat kehidupan adalah mengambil lewat tertawa dan memberi lewat tersenyum. Bersenang-senanglah melalui tawa, berbahagailah melalui senyum. Keduanya adalah altar kegembiraan. Bergembiralah agar hidup dan kehidupan serasa di surga. Hadirkanlah rasa surgawi di pelataran bumi, karena kalau tidak, neraka sudah amat nyata bagi setiap insan.

0 komentar:

Posting Komentar