Baru saja menyaksikan para insan menjadi merdeka di hari suci, setelah mereka dikekang untuk tidak makan, minum dan mengumbar birahi di siang hari, pada bulan suci yang disakralkan.
Para khatib, sang penyeru, telah mengingatkan di hari suci-lebaran, agar tali kekang lapar, haus dan birahi. dikendalikan hingga tiba kembali pada putaran waktu, untuk masuk kembali pada bulan dan tahun berikut
.
Meski yang tersaksikan adalah keraguan. Mulai ragu dengan alamat lepas kendali dari tali kekang itu. Para insan mulai bersolek dengan kosmetik, mengenakan baju baru, untuk menyongsong kelahiran barunya sebagai manusia baru. Meski yang diperbaharui barulah wajah yang dipermolek dan pakain yang diperindah.
Mulai ragu dengan macam warna-warni minuman dan aneka kue yang terhidang. Beragam rasa makanan yang tersaji. Burasa, ketupat, lekese', tape. Juga lauk-pauk yang melimpah, daging sapi, ayam, kuda, kambing.
Mungkinkah aneka-macam-ragam minuman, makanan dan lauk-pauk itu akan berpindah sifatnya, wataknya dan karakternya pada yang mengkonsumsinya? Insan manakah yang mampu mengendalikan semua yang ada di perjamuan itu?
Amat layaklah menimbang kembali seruan para penyeru itu. Kendalikan dirimu wahai para pejalan sebagai manusia baru.
Sebab kalau tidak, para insan yang berpuasa telah meminum air seninya dan memakan tinjanya sendiri sewaktu berbuka puasa.
Atau merayakan kemerdekaan di hari suci, tetapi masih saja meminum darah anak negeri sendiri, memakan aspal di jalan sendiri, bahkan mencuri di rumah sendiri.
Meski yang tersaksikan adalah keraguan. Mulai ragu dengan alamat lepas kendali dari tali kekang itu. Para insan mulai bersolek dengan kosmetik, mengenakan baju baru, untuk menyongsong kelahiran barunya sebagai manusia baru. Meski yang diperbaharui barulah wajah yang dipermolek dan pakain yang diperindah.
Mulai ragu dengan macam warna-warni minuman dan aneka kue yang terhidang. Beragam rasa makanan yang tersaji. Burasa, ketupat, lekese', tape. Juga lauk-pauk yang melimpah, daging sapi, ayam, kuda, kambing.
Mungkinkah aneka-macam-ragam minuman, makanan dan lauk-pauk itu akan berpindah sifatnya, wataknya dan karakternya pada yang mengkonsumsinya? Insan manakah yang mampu mengendalikan semua yang ada di perjamuan itu?
Amat layaklah menimbang kembali seruan para penyeru itu. Kendalikan dirimu wahai para pejalan sebagai manusia baru.
Sebab kalau tidak, para insan yang berpuasa telah meminum air seninya dan memakan tinjanya sendiri sewaktu berbuka puasa.
Atau merayakan kemerdekaan di hari suci, tetapi masih saja meminum darah anak negeri sendiri, memakan aspal di jalan sendiri, bahkan mencuri di rumah sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar