Kamis, 03 Januari 2013

PANAHKU

Secarik larik untuk Nurul Aqilah Muslihah


Bagaimana mungkin aku memahamkan cakrawala kepadamu, jikalau sejak lahir, engkau telah bersatu dengannya?

Jiwamu telah dikerangkeng olehnya, bahkan akupun nyaris menghabiskan usiaku, hanya untuk menghalau godaannya.

Aku berharap masa ini adalah masamu untuk bersiap memisahkan dirimu dengan cakrawala. Sebab, engkau telah mewujud menjadi petualang. Engkau adalah anak panahku, yang sebentar lagi kutarik busurnya, lalu engkau akan melesat, melejit menembus langit harapan.

Harapan-harapanmu memang setinggi langit, meski agak sulit kepenuhi inginmu. Tetapi busur itu akan tetap kutarik sekencang mungkin, agar citamu tertancap pada langit harapan.

Anak panahku, maafkan aku, yang hanya bisa melesatkanmu pada dinding berbatas, yang kurasa mampu menghampirinya. Pahatlah inginmu, citamu, pada dinding harapan itu.

Selaku penarik busur, aku akan selalu menunggu warta, dari masa depan yang kelak engkau akan ikut melukisnya.

0 komentar:

Posting Komentar