MAULUD
Nabi, ijinkan aku hari ini, di hari kelahiranmu aku merayakannya dengan
sepenuh cinta dan selaksa jiwa, serta ziarah ruhani di pelataran janji
syafaatmu.
Kelahiranmu adalah keharusan bagi semesta, sebab
semesta tiadalah berarti tanpa keberadaanmu. Kebahagiaan tak terkira
atas hadirmu, karena wujudmu termaktub pada jagatraya.
Umatmu amat terpesona akan personamu, hingga berbagai macam bentuk
penghargaan akan kecintaan padamu termaful dan sekaligus terpapar di
persada.
Mereka membudidayakan adabmu, dengan cara bermaulud,
memperingati kelahiranmu yang dinisbahkan dalam ragam budaya. Tujuannya
sederhana, menyinambungkan kecintaan padamu pada generasi berikutnya.
Meski segelintir yang mengaku juga umatmu, membid'ahkan --mengharamkan
perbuatan maulud ini sebagai kesesatan -- dan dengan entengnya
memasukkan ke dalam neraka para pencintamu, seakan kunci surga dan
neraka ada di tangannya.
Aku sendiri, yang berupaya
mencintaimu, dengan caraku sendiri, dengan budayaku sendiri, tidak akan
gentar dengan fatwa sesat itu. Sebab, aku yakin -- haqqul yaqin --
syafaatmu, sebagai buah dari kecintaannku, jauh lebih ampuh untuk
membebaskanku dari api neraka.
Kalaulah mencintaimu dengan
aneka budayaku, yang menurut mereka itu adalah bid'ah, hanya karena
engkau tidak mencontohkan dan menganjurkannya, dan itu menyebabkanku
masuk neraka, biarlah jalan itu pun aku tempuh.
Keyakinanku di
keabadian kelak, engkau akan menunggu para pecintamu, lalu syafaat
engkau urapkan, maka hanya surga yang layak bagi mereka.
Sebab, di kedisinian saja aku telah berbahagia telah mencintaimu, dengan
cara budayaku, saat anak-anak bergembira berebut telur, para kawula
muda bersenandung tentang nabinya, para orangtua masih sempat menikmati
lezatnya songkolo, serta siraman kedamaian dari para pembimbing rohani.
Bagiku, itulah surgaku saat ini, dan akan berlaksa kebahagiaan lagi di keabadian kelak.
Kepada Nabi mari bershalawat: "Alahummassalli ala muhammad wa ala alii
muhammad". Moga syafaat telah terbayang, bagi yang mengucapkannya.
0 komentar:
Posting Komentar