PALSU
Bunga-bunga plastik itu mencoba menipuku dengan menyamar menjadi bunga sungguhan di perhelatan jiwa.
Warnanya, lengkungannya, liukannya, gerakannya, batangnya, tunasnya,
daunnya, mekarnya, rantingnya dan durinya, persis sama. Meski kumbang,
serangga, capung dan kupu-kupu enggan bertenggar di kelopaknya.
Dua bolamataku boleh dikau kelabui, tapi tidak dengan telingaku. Sebab,
sunyiku bukan berarti nirsuara. Bahkan dalam kesunyianku, nyaringnya
suara begitu jelas iramanya. Telingaku mendengar percakapanmu, yang
berencana menipuku.
Terlebih matahatiku, lebih sulit lagi dikau tipu, karena mampu menembus relung-relung riakmu dan pola-pola gerakmu.
Riakmu dan gerakmu, terlalu kaku mengikuti irama angin yang menerpamu.
Apatahlagi sebelumnya, angin sudah berbisik padaku, tentang kepalsuanmu.
3 komentar:
mantap kak, kepalsuan sangat sulit untuk disembunyikan.. Meskipun yang palsu merasa mampu :)
nice post
catatan puitis
Trimakasih atas kunjungannya, skaligus apresiasi komentarnya.
Posting Komentar